Jumat, 11 Januari 2019

Napak Tilas di Gunung Sawal

            NAPAK TILAS DI GUNUNG SAWAL
Minggu agi sekitar jam 05.30 aku dan teman taman segroup berangkat menuju kota sebrang. Kijang merah marun yang kami tumpaki mengiringi perjuangan yang akan kami tempuh dalam perlombaan yang di adakan oelh SMA 2 Tasikmalaya. Sorak sorai kegembiraan tergambar di wajah setiap insan.Tanpa terasa akhirnya kami sudah tiba di tempat tujuan kami. Keadaan gedung yang bertingkat 2 dan gerbang yang seolah akan menyambut kami bertengger di perbatasan antara jalan dan halaman sekolah. Kami melanggakah ke dalam dan didalam sana kami di sambut oleh yang mempunyai hajat dengan senyum ramah khas orang sunda dan memberi ucapan wilujeng sumping.
Di teras depan kami duduk sambil menunggu para peserta yang berhamburan datang. Hilr mudik yang tak terbendung menambah suasana yang ramai oleh orang orang yang berkepentingan. Akhirnya tepat jam 07.00 kami semua di kumpulkan di sebuah halaman yang seluas lapangan basket. Disana kami semua pera peserta dan juga panitia berlebur menjadi satu dalam barisan yang rapi. Suara dari wanita cantik yang memandu dalam upacara tersebut menjadi pembuka upacara sekaligus lomba tersebut. Dengan memukul goong dari salah satu panitia atau juga pemilik sekolah menadi orang yang membuka acara tersebut.dan yang paling membuat geli adalah seekor kambing ikut dalam upacara pembukaan tersebut. Kemudian hal aneh juga terjadi sehabis upacara tersebut sekelompok peserta yang baru datang membuat semua mata tertuju padanya dan menjadi perhaatian semua orang. Adalah dengan baju yang terbuat dari karung goni mereka kenakan dalam acara lomba tersebut dan membawa sebuah guling yang di sematkan di bahu mereka sehingga membuat kelucuan di sana.
Tibalah bagi kami di panggil setelah usai upacara pembukaan tadi dengan nama kelompok kami yakni GUPPI BOY  sekitar jam 07.15 dan kami harus mengisi waktu yang akan ditempuh untuk menempuh perjalanan. Tiga jam setengah itulah waktu yang kami pilih, mengingat waktu tersebut adalah lama yang paling lama dari yang lain mengingat jalan yang akan kami tempuh sangat jauh sekitar ± 12 km. sebelum kami berangkat bersama group lain kami berdoa supaya selamat di perjalanan dan tuhan selalu melindung kami di perjalanan.
Bendera dari tongkat pun diangkat menandakan bahwa perjalanan group putaran 1 di mulai, kami pun lari kecil supaya kami dahulu sampai tujuan. Setelah itu kami harus melewati sungai yang agak besar dengan bebatuan yang terhampar. Kami melewatinya dengan meloncat akan tetapi salah satu dari temankami terpeleset mengingat semalam sungai tersebut meluap deras sehingga batu batu yang kami pijaki agak sedikit licin. Kami membantu teman kami yang terjatuh, kemudian kami melanjutkan perjalanan kami walaupun kami tertinggal dari teman teman dari putaran 1 itu.
Sudah setengah jam kami melakukan perjalanan dan tempat pertama yang kami tinggalkan sudah tidak tercium baunya dan tak terlihat menandakan kami sudah jauh dari tempat asal tersebut namun kami harus melewati jalan jalan yang sangat jauh dan tinggi. Setelah melewati sungai yang licin kini kami melewati pemukiman  warga yang menatap kami penuh kecurigaan dan keanehan. Saat kami di permukiman kami tersesat bersama ygroup yang lain kami pun bertanya pada penduduk yang berada di sana dan ternya ta kami memang salah rute yang harusnya melewati rel kereta api kami malah lurus menyusuri dan akhirnya kami harus kembali lagi dan melewati rel kereta api . dengan kecemasan yang segudang takut kami terringgal jauh dan aa kereta api yang lewat sehingga kami pun terburu buru dengan melanggahkan kaki lebih cepat dari yang tadi.akrihnya kami pun melewati pos petama yang berada di pemukiman warga dan disana kami diberi kertas yang berisi pertanyaan yang sangat susah karena kami tidak mengetahui jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut . sambil berjalan kami mengisi jawaban tersebut tanpa dipikirkan apa jawaban yang benar karena kami ingi mendahului teman kami dan memburu waktu yang hay tiga jam setengah yang kami punya.
Setelah melewati pos pertama yang berada di permukiman, dan mengisi soal soal di perjalanan , tanpa disadari kami sudah berada di kaki gunung hanya saja masih berada di pemukiman namun semakin kami maju maka rumah rumah yang bertengger mulai jarang dan tidak menemukannya lagi yang adan hanya pohon pohon yang melambai lambai oleh angin yang kencang. Memasuku kaki gunung yang sesungguhnya suaananya mulai dingin dan agak sedikit gelap oleh rerimbunan pohin yang menjulang tinggi dan ini adalah titik awal dari rintangan yang berat yang akan kami tempuh.
Disini kami terus berjalan menyusuri tanda panah yang menjadi petunjuk, kami mengelilingi gunging sawal yang sesungguhnya dan harus menuju puncak kemudian turun kembali. Pepohonan yang menemani dan suara tonggeret yang membisingkan telinga yang nyaring memecahkan suasana mistik disana  dan jalan setapak yang disediakan yang hanya bias dilalui oleh satu orang sehingga kami harus berjajar dan pelan pelan menapakinya. Dan di sebelas sisi kari jurang yang siap melahap kami dikedalamannya jikalau kami terjatuh sementara di sisi kanan tebing dengan pepohonan yang menjulang di setiap gerak langkah kami tanpa jeda.kami mau tidak mau harus terus berjalan sambil berteriak memanggil teman taeman kami yang berada di belakang yang memang pada saat itu hany ada kelompok kami saja sementara kelompok yang lain berada di belakang , karena ini adalah setengah perjalanan dan kami sudah menghabiskan waktu 2 jam untuk melewati tahap ini dari awal tadi dan ini adlah perjuanagn kami untuk membesarkan nama sekolah kami . akhirnya kami pun sampai di puncak dan kami harus melanjutkan perjalanan terus mengintari lagi sehingga kami berhentidi titik tertinggi dimana di bawah adalah jurang yang di warnai oleh hijaunya tumbuhan dari tanaman yang di tanam oleh warga atau petani disana. Sementara di sebrang sana gunung yang hijau tersenyum oleh rona hijau yang cerah dengan sang surya yang menyinari alam ini sehingga member warna dalamkehidupan kami. Kami pun menghelakan napas den berbaring di antara rerimbunan rumput, dan kami membuka kantong kami dan ternya perbekalam kami sudah habis saat di perjalanan tadi dan hanya keikhlasan yang mengobati kehausan kami juga pemandangan yang indah sambil mengucapkan syukur dan bertafakur sungguh besar kekuasaan Tuhan ini.
Setelah menghelakan napas dan kami turun dengan sedikit terguling gulung akibat kemiringan tekstur tanah yang kami lewati, kami menghampiri pos yang ke2 . disini kami di Tanya apa da yang mesti di bantu yang memang disana sudah disiapkan dari PMI dan PMR SMA 2 Tasikmalaya. Tapi tidak ada satupun diantara kami yang terluka sehinnga kami melangsungkan perjalanan kami dengan sedikit lari kecil .
Akhirnya disinilah saat di permukiman warga di jalan kami mulai merasakan kesakitan kami sehingga rasanya kami tidak mapuh melanjutkan perjalanan kami. Satu persatu mengeluh  karena kecapean tetapi saya memberikan semangat agar kita jangan sampai menyerah dan kalah dari yang lain. Di sudut rumah terlihat gelas yang basah juga teko yang besar dan kami pun bermaksud untuk meminta ijin agar kami diberi sedikit air saja untuk melepaskan dahaga yang sudah kami tahan dari jauh dan seakan tenggorokan kami kering seolah terasa di padang pasir. Kami pun di beri ijin walaupun sisa di teko tersebut tidak cukup untuk 6 orang tapi kami berbagi sedikit dan yang tersisa hany dua gelas yang tidak terlalu penuh. Dan akhirnya kami harus berbagi walaupun tidak puas apa yang kami terima karena dalam bayangan kita akan melepaskan dahaga tersebut pupus dengan 2 gelas saja. Sedih memang sedih tapi inilah perjuangan kami ketika ketenaran sekolah di pertaruhkan karena baru kali ini kami melakukan perlombaan dengan yang lain walaupun kami sudah pernah satu kali mengikuti hal serupa sehingga kami tidak kaget lagi denga keadaan tersebut. Dengan rasa tidak puas dan penuh kekecewaan kami melanjutkan perjalanan. Dengan terpontang panting dan rasa yang tidak karuan tercampur cape dan letih seakan kami berpikir tak mampuh meneruskan perjalanan ini dan serasa akan pingsan di tengah jalan bersama sama tanpa ada yang menemukan kami.
Terdengar sorak sorai lagu yang mengelu elukan sebuah group kami pun lari dan dengan penuh semangat menghampirinya. Akan tetapi kami ditahan oleh salah satu panitia dan menyuruh kami untuk menunggu setelah group lain selesai. Kami pun menunggu sambil beristirahat panjang. Dan disinilah pos yang terakhir, yang sebentar lagi kami akan mengakhiri perjalanan kami yang panjang dan penuh perjuangan. Kami pun di panggil dan disini kami lepaskan semua beban dan capek yang dilebur dengan sebuah nyanyian sunda yang mengelu elukan kelompok kami. Akhirnya setelah selesai kami melanjutkan lagi dan rasa capek dan lelah serta kehausan terobati dengan nyanyian tersebut.
Tibalah kami disebuah lapangan denga keramaian yang gaduh. Kami menghampiri panitian sebelum kami beristirahat sambil lapor dan di beri sebuah bingkisan pelepas dahaga. Tanpa berpikir panjang seusai lapor kami menggeletakan diri di tanah tersebut dengan tidak memperhatikan yang lain. Akhirnya perjuangan panjang kami selesai juga. Walaupun masih ada satu yang masih menjadi penasaran yakni pemenag dari perlombaab tersebut.
Inilah perjuangan kami untuk sekolah tercinta kamii dengan visi supaya sekolah kami juga tidak di pandang sebelah mata dan lebih bisa di kenal oleh orang lain terutama di luar. Walaupun kami tidak bisa mendapatkan piala yang menjadi kebanggaan tersebut tetapi kami senag karena rasa kebersamaa dan saling memiliki terasa kental disini. Dan ini adalh pengalaman berharga yang tidak mungkin kami lupakan karna mengingatkan akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Denga segala ciptaanya. Terakhir kami mengucapkan syukur karena kami selamat di perjalanan sehingga kami bisa terus merasakan nikmat yang telah Tuhan berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar