NAPAK TILAS DI GUNUNG SAWAL
Minggu
agi sekitar jam 05.30 aku dan teman taman segroup berangkat menuju kota
sebrang. Kijang merah marun yang kami tumpaki mengiringi perjuangan
yang akan kami tempuh dalam perlombaan yang di adakan oelh SMA 2
Tasikmalaya. Sorak sorai kegembiraan tergambar di wajah setiap
insan.Tanpa terasa akhirnya kami sudah tiba di tempat tujuan kami.
Keadaan gedung yang bertingkat 2 dan gerbang yang seolah akan menyambut
kami bertengger di perbatasan antara jalan dan halaman sekolah. Kami
melanggakah ke dalam dan didalam sana kami di sambut oleh yang mempunyai
hajat dengan senyum ramah khas orang sunda dan memberi ucapan wilujeng
sumping.
Di teras depan kami duduk sambil menunggu para peserta
yang berhamburan datang. Hilr mudik yang tak terbendung menambah suasana
yang ramai oleh orang orang yang berkepentingan. Akhirnya tepat jam
07.00 kami semua di kumpulkan di sebuah halaman yang seluas lapangan
basket. Disana kami semua pera peserta dan juga panitia berlebur menjadi
satu dalam barisan yang rapi. Suara dari wanita cantik yang memandu
dalam upacara tersebut menjadi pembuka upacara sekaligus lomba tersebut.
Dengan memukul goong dari salah satu panitia atau juga pemilik sekolah
menadi orang yang membuka acara tersebut.dan yang paling membuat geli
adalah seekor kambing ikut dalam upacara pembukaan tersebut. Kemudian
hal aneh juga terjadi sehabis upacara tersebut sekelompok peserta yang
baru datang membuat semua mata tertuju padanya dan menjadi perhaatian
semua orang. Adalah dengan baju yang terbuat dari karung goni mereka
kenakan dalam acara lomba tersebut dan membawa sebuah guling yang di
sematkan di bahu mereka sehingga membuat kelucuan di sana.
Tibalah bagi kami di panggil setelah usai upacara pembukaan tadi dengan nama kelompok kami yakni GUPPI BOY
sekitar jam 07.15 dan kami harus mengisi waktu yang akan ditempuh untuk
menempuh perjalanan. Tiga jam setengah itulah waktu yang kami pilih,
mengingat waktu tersebut adalah lama yang paling lama dari yang lain
mengingat jalan yang akan kami tempuh sangat jauh sekitar ± 12 km.
sebelum kami berangkat bersama group lain kami berdoa supaya selamat di
perjalanan dan tuhan selalu melindung kami di perjalanan.
Bendera
dari tongkat pun diangkat menandakan bahwa perjalanan group putaran 1 di
mulai, kami pun lari kecil supaya kami dahulu sampai tujuan. Setelah
itu kami harus melewati sungai yang agak besar dengan bebatuan yang
terhampar. Kami melewatinya dengan meloncat akan tetapi salah satu dari
temankami terpeleset mengingat semalam sungai tersebut meluap deras
sehingga batu batu yang kami pijaki agak sedikit licin. Kami membantu
teman kami yang terjatuh, kemudian kami melanjutkan perjalanan kami
walaupun kami tertinggal dari teman teman dari putaran 1 itu.
Sudah
setengah jam kami melakukan perjalanan dan tempat pertama yang kami
tinggalkan sudah tidak tercium baunya dan tak terlihat menandakan kami
sudah jauh dari tempat asal tersebut namun kami harus melewati jalan
jalan yang sangat jauh dan tinggi. Setelah melewati sungai yang licin
kini kami melewati pemukiman warga yang menatap kami penuh kecurigaan
dan keanehan. Saat kami di permukiman kami tersesat bersama ygroup yang
lain kami pun bertanya pada penduduk yang berada di sana dan ternya ta
kami memang salah rute yang harusnya melewati rel kereta api kami malah
lurus menyusuri dan akhirnya kami harus kembali lagi dan melewati rel
kereta api . dengan kecemasan yang segudang takut kami terringgal jauh
dan aa kereta api yang lewat sehingga kami pun terburu buru dengan
melanggahkan kaki lebih cepat dari yang tadi.akrihnya kami pun melewati
pos petama yang berada di pemukiman warga dan disana kami diberi kertas
yang berisi pertanyaan yang sangat susah karena kami tidak mengetahui
jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut . sambil berjalan kami mengisi
jawaban tersebut tanpa dipikirkan apa jawaban yang benar karena kami
ingi mendahului teman kami dan memburu waktu yang hay tiga jam setengah
yang kami punya.
Setelah melewati pos pertama yang berada di
permukiman, dan mengisi soal soal di perjalanan , tanpa disadari kami
sudah berada di kaki gunung hanya saja masih berada di pemukiman namun
semakin kami maju maka rumah rumah yang bertengger mulai jarang dan
tidak menemukannya lagi yang adan hanya pohon pohon yang melambai lambai
oleh angin yang kencang. Memasuku kaki gunung yang sesungguhnya
suaananya mulai dingin dan agak sedikit gelap oleh rerimbunan pohin yang
menjulang tinggi dan ini adalah titik awal dari rintangan yang berat
yang akan kami tempuh.
Disini kami terus berjalan menyusuri tanda
panah yang menjadi petunjuk, kami mengelilingi gunging sawal yang
sesungguhnya dan harus menuju puncak kemudian turun kembali. Pepohonan
yang menemani dan suara tonggeret yang membisingkan telinga yang nyaring
memecahkan suasana mistik disana dan jalan setapak yang disediakan
yang hanya bias dilalui oleh satu orang sehingga kami harus berjajar dan
pelan pelan menapakinya. Dan di sebelas sisi kari jurang yang siap
melahap kami dikedalamannya jikalau kami terjatuh sementara di sisi
kanan tebing dengan pepohonan yang menjulang di setiap gerak langkah
kami tanpa jeda.kami mau tidak mau harus terus berjalan sambil berteriak
memanggil teman taeman kami yang berada di belakang yang memang pada
saat itu hany ada kelompok kami saja sementara kelompok yang lain berada
di belakang , karena ini adalah setengah perjalanan dan kami sudah
menghabiskan waktu 2 jam untuk melewati tahap ini dari awal tadi dan ini
adlah perjuanagn kami untuk membesarkan nama sekolah kami . akhirnya
kami pun sampai di puncak dan kami harus melanjutkan perjalanan terus
mengintari lagi sehingga kami berhentidi titik tertinggi dimana di bawah
adalah jurang yang di warnai oleh hijaunya tumbuhan dari tanaman yang
di tanam oleh warga atau petani disana. Sementara di sebrang sana gunung
yang hijau tersenyum oleh rona hijau yang cerah dengan sang surya yang
menyinari alam ini sehingga member warna dalamkehidupan kami. Kami pun
menghelakan napas den berbaring di antara rerimbunan rumput, dan kami
membuka kantong kami dan ternya perbekalam kami sudah habis saat di
perjalanan tadi dan hanya keikhlasan yang mengobati kehausan kami juga
pemandangan yang indah sambil mengucapkan syukur dan bertafakur sungguh
besar kekuasaan Tuhan ini.
Setelah menghelakan napas dan kami
turun dengan sedikit terguling gulung akibat kemiringan tekstur tanah
yang kami lewati, kami menghampiri pos yang ke2 . disini kami di Tanya
apa da yang mesti di bantu yang memang disana sudah disiapkan dari PMI
dan PMR SMA 2 Tasikmalaya. Tapi tidak ada satupun diantara kami yang
terluka sehinnga kami melangsungkan perjalanan kami dengan sedikit lari
kecil .
Akhirnya disinilah saat di permukiman warga di jalan kami
mulai merasakan kesakitan kami sehingga rasanya kami tidak mapuh
melanjutkan perjalanan kami. Satu persatu mengeluh karena kecapean
tetapi saya memberikan semangat agar kita jangan sampai menyerah dan
kalah dari yang lain. Di sudut rumah terlihat gelas yang basah juga teko
yang besar dan kami pun bermaksud untuk meminta ijin agar kami diberi
sedikit air saja untuk melepaskan dahaga yang sudah kami tahan dari jauh
dan seakan tenggorokan kami kering seolah terasa di padang pasir. Kami
pun di beri ijin walaupun sisa di teko tersebut tidak cukup untuk 6
orang tapi kami berbagi sedikit dan yang tersisa hany dua gelas yang
tidak terlalu penuh. Dan akhirnya kami harus berbagi walaupun tidak puas
apa yang kami terima karena dalam bayangan kita akan melepaskan dahaga
tersebut pupus dengan 2 gelas saja. Sedih memang sedih tapi inilah
perjuangan kami ketika ketenaran sekolah di pertaruhkan karena baru kali
ini kami melakukan perlombaan dengan yang lain walaupun kami sudah
pernah satu kali mengikuti hal serupa sehingga kami tidak kaget lagi
denga keadaan tersebut. Dengan rasa tidak puas dan penuh kekecewaan kami
melanjutkan perjalanan. Dengan terpontang panting dan rasa yang tidak
karuan tercampur cape dan letih seakan kami berpikir tak mampuh
meneruskan perjalanan ini dan serasa akan pingsan di tengah jalan
bersama sama tanpa ada yang menemukan kami.
Terdengar sorak sorai
lagu yang mengelu elukan sebuah group kami pun lari dan dengan penuh
semangat menghampirinya. Akan tetapi kami ditahan oleh salah satu
panitia dan menyuruh kami untuk menunggu setelah group lain selesai.
Kami pun menunggu sambil beristirahat panjang. Dan disinilah pos yang
terakhir, yang sebentar lagi kami akan mengakhiri perjalanan kami yang
panjang dan penuh perjuangan. Kami pun di panggil dan disini kami
lepaskan semua beban dan capek yang dilebur dengan sebuah nyanyian sunda
yang mengelu elukan kelompok kami. Akhirnya setelah selesai kami
melanjutkan lagi dan rasa capek dan lelah serta kehausan terobati dengan
nyanyian tersebut.
Tibalah kami disebuah lapangan denga keramaian
yang gaduh. Kami menghampiri panitian sebelum kami beristirahat sambil
lapor dan di beri sebuah bingkisan pelepas dahaga. Tanpa berpikir
panjang seusai lapor kami menggeletakan diri di tanah tersebut dengan
tidak memperhatikan yang lain. Akhirnya perjuangan panjang kami selesai
juga. Walaupun masih ada satu yang masih menjadi penasaran yakni pemenag
dari perlombaab tersebut.
Inilah perjuangan kami untuk sekolah
tercinta kamii dengan visi supaya sekolah kami juga tidak di pandang
sebelah mata dan lebih bisa di kenal oleh orang lain terutama di luar.
Walaupun kami tidak bisa mendapatkan piala yang menjadi kebanggaan
tersebut tetapi kami senag karena rasa kebersamaa dan saling memiliki
terasa kental disini. Dan ini adalh pengalaman berharga yang tidak
mungkin kami lupakan karna mengingatkan akan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa. Denga segala ciptaanya. Terakhir kami mengucapkan syukur karena
kami selamat di perjalanan sehingga kami bisa terus merasakan nikmat
yang telah Tuhan berikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar