Korindo
dan Untuk Indonesia yang lebih baik

Pembangunan
yang dicanangkan oleh pemerintah belum
secara merata terutama untuk
daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar ). Akibatnya ada kesenjangan pembangunan serta kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Baik pendidikan, kesehatan maupun hal lainnya yang
menungjang untuk kehidupan yang layak.
Kondisi
Indonesia sebagai Negara maritime atau Negara kepulauan yerbesar duni a yang
memiliki jumlah pulau 17.504 yang tersebar dari sabang hingga meurauke (
katadata.com ) menjadi salah satu alasan kenapa pemerataan pembangunan tidak
merata. Pembangunan Indonesia masih saja terfokus pada pada kota kota besar di Indonesia
terutama untuk pulau Jawa. Tentunya hal tersebut bertolak belakang dengan
hakikat pembangunan Nasional yakni pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang dilaksanakan merata seluruhnya
di tanah air.
Sampai tahun 2014, menurut
Mendes, Indonesia masih memiliki 30 ribu desa dalam kategori tertinggal dan
sangat tertinggal. Tantangan negeri ini adalah masih terdapat 20 juta lebih
orang yang miskin dan tingkat stunting masih rata-rata sebesar 30%. Sebagian
besar kondisi tersebut terjadi di perdesaan. Hal tersebut terjadi karena model
anggaran pembangunan di era sebelumnya masih kurang tepat. Meski saat ini di
periode pemerintahan Jokowi-JK mulai ada fokus untuk pembangunan di daerah 3T.
Pembangunan infrastruktur di daerah 3T (terluar, terdepan dan tertinggal) mulai
mengalami perhatian sehingga terjadi perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.
Bukti dalam 4 tahun terakhir pembangunan di daerah Timur dan Barat serta
daerah-daerah perbatasan mengalami peningkatan pembangunan, sehingga disparitas
harga BBM tidak terjadi lagi dan mampu mendongkrak perekonomian rakyat di Papua
dan daerah terluar lainnya berkat pembangunan infrastruktur.
Demikian hal tersebut adalah demi terwujudnya
amanat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea keempat, disebutkan
bahwa "Pemerintah negara Indonesia terbentuk untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa ,dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial". Oleh sebabnya menjadi tugas Pemerintah untuk menjaga
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mempertahankan Nusantara, serta
mengelola segala Sumber Daya Alam yang ada di dalamnya untuk kemakmuran seluruh
Rakya Indonesia.
Peran Korindo
membangun daerah 3 T dan teras Indonesia
di Papua
Dalam membangun daerah 3 T tentunya Pemerintah
Pusat tidak bisa bekerja sendiri, perlu adanya
sinergi dengan Pemerintah Daerah dan juga Perusahaan-Perusahaan BUMN maupun
Swasta untuk mewujudkan Pembangunan daerah 3 T dan terutama Pembangunan Perbatasan
jadi Terasnya Indonesia.
Pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan dan
pinggiran perlu di perkuat terutama daerah terluar dan terpinggir sebagai
syarat pertama dan utama dalam mewujudkan Bangun Perbatasan Jadi Terasnya
Indonesia, kemudian langkah selanjutnya dengan pemberdayaan ekonomi daerah, ekonomi
desa dan dengan inovasi dan teknologi yang tepat guna.
Seperti yang di ungkapkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) bahwa Citra wilayah perbatasan tak
boleh dianggap sebagai dapur, melainkan sebagai beranda atau teras bagi negara.
Sebagai daerah terdepan bagi rumah kita yang berfungsi menyambut tamu.
Adalah KORINDO, sebuah perusahaan
Indonesia yang didirikan tahun 1969 dan telah beroperasi selama 48 tahun yang
bergerak dalam bidang perkebunan kayu, kertas koran, hingga perkebunan kelapa
sawit yang mampu memberikan peningkatan ekonomi dan pelestarian lingkungan
serta mampu mengakses hingga ke pelosok-pelosok tanah air untuk meningkatkan
geliat perekonomian rakyat Indonesi di daerah-daerah pinggiran.
KORINDO adalah salah satu contoh yang sukses dalam
membangun investasi kondusif di daerah perbatasan,di Boven Digoel dan Merauke,
Papua. Meski masih minim infrastruktur, sukses membangun usaha dan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Melalui
pembangunan industry, Korindo berkontribusi menyerap tenaga kerja terutama di
Papua yang telah menyerap 10.000 tenaga kerja.
Tidak hanya dalam pembangunan infrastruktur dan pembangunan
ekonomi berupa PAD, khusus untuk kabupaten Merauke dan Boven Digoel . KORINDO
juga mendukung dan berkontibusi dalam mendirikan fasilitas pendidikan dan medis.
Fasilitas medis tersebut diantaranya pembangunan Klinik Asiki, klinik modern
yang berada di daerah pedalaman, dan pada tahun 2017 Klinik Asiki mendapat predikat klinik terbaik
di tingkat Papua untuk versi BPJS Kesehatan.
Kasus Gizi buruk terhadap Suku Asmat, angka
kematian ibu dan balita masih cukup tinggi. Demikian juga dengan penyakit
infeksi tropis yang ada di Papua, seperti malaria, HIV/AIDS, danTBC adalah
semata mata tujuan utama di bangunnya fasilitas kesehatan tersebut.
Bukti keterlibatan KORINDO dalam membangun daerah
3T dan terutama untuk daerah terdepan sebagai terasnya Indonesia yakni pada
tahun 2018 KORINDO mendapatkan penghargaan Padmamitra Award melalui salah satu
unit bisnisnya yang ada di Papua, PT Tunas Sawa Erma (TSE) dalam kategori
penanganan keterpencilan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Padmamitra
Award merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh negara kepada dunia
usaha atas kontribusi dan perhatiannya kepada kondisi sosial masyarakat. Keberhasilan
meraih penghargaan dalam penanganan
keterpencilan melalui program pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah 3T
(Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Karena dinilai telah secara konsisten
berkontribusi dengan dedikasi tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
melalui implementasi berbagai program Social Contribution (CSC/CSR) di bidang
kesehatan.
Apabila banyak perusahaan di Indonesia seperti
KORINDO bisa jadi pemerataan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat
Indonesia dapat terwujud. Bahkan mimpi menjadi Indonesia yang lebih baik akan
terealisasi.