Selasa, 30 April 2019

KRL Ramah Lingkungan melalui sitem flywheel

Hasil gambar untuk lrt
sumber : viva.com


Keyword: LRT Jakarta, integrasi, depo,statsiun,lincah, ramah
Pemanasan global menjadi isu lingkungan sejak lama dan merupakan salah satu permasalahan bumi yang perlu di perhatikan oleh semua lapisan masyarakat. Pemanasan  global sendiri diartikan sebgai peristiwa meningkatnya suhu bumi akibat dari meningkatnya gas-gas rumah kaca seperti karbon.
Adapun penyebab dari timbulnya pemanasan global salah satunya oleh gas buangan dari kendaraan bermotor. Bahkan gas buangan tersebut sangatlah berbahaya untuk keberlangsungan hidup manusia terhadap kesehatan dan terutama lingkungan. Menuruk hasil kajian terdahulu dari Study on the Integratet air quality manajemen Jakarta area ( JICA ,1997 ) dan Reduction Strategy for Greater Jakarta ( ADB ,2002 ) telah menyimpulkan bahwasannya transfortasi member kontribusi utama terhadap pencemaran udara.
Baru baru ini LSM Greenpeace memberikan laporan yang menobatkan bahwa Jakarta menempati peringkat pertama kota terpolusi udara se-Asia Tenggara dengan perolehan skor 45,3 AVG. Hal itu akibat jumlah pengguna kendaraan bermotor di Jakarta yang masuk Jakarta sekitar 18 juta kendaraan tiap harinya periode februari 2018. Padahal pada konferensi tingkat tinggi RIO+20 bahwa pemerintah berkomitmen menurunkan atau mengurangi emisi gas rumah kaca ( GRK ) sebesar 26%.
Dari permasalahan tersebut sebenarnya banyak upaya yang bisa di lakukan salah satunya dengan memilih angkutan atau tranportasi yang ramah lingkungan. Di Jakarta sendiri tranportasi ramah lingkungan sudah di mulai dengan mengadakan alat transportasi masal seperti transjakarta, KRL ( Kereta Rel listrik) dan yang sekarang dengan penambahan MRT dan LRT. Bahkan peralihan bahan bakar yang ramah lingkungan pun sudah dimulai dengan penggunaan BBG, Biodiesel dan bioetanol.
Jenis Sarana Transportasi Ramah Lingkungan
Ada banyak pilihan sarana transportasi yang dikembangkan untuk mengurangi dampak lingkungan akibat transportasi seperti kebisingan dan polusi udara umumnya mengarah ke penggunaan kendaraan tidak bermotor maupun penggunaan bahan bakar terbarukan seperti sinar matahari, listrik dll.beberapa bentuk moda angkutan yang ramah lingkungan antara lain:

Sepeda.
Sepeda dapat digunakan dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer.Sekarang dikembangkan kelompok-kelompok masyarakat yang mengusung ide penggunaan sepeda sebagai alternatif alat transportasi yang ramah lingkungan seperti gerakan Bike-to-Work (B2W). Bahkan di Jakarta sudah disediakan jalur khusus untuk pengguna sepeda



Sepeda Listrik.
Sepeda listrik menjadi alternative lain sebagai transportasi yang ramah lingkunga. Dibandingkan dengan sepeda manual yang di gerakan oleh kaki, sepeda yang digerakkan dengan tenaga listrik baterai yang dapat diisi ulang. Di samping lebih hemat biaya,bahkan  tidak menimbulkan kebisingan dalam penggunaannya dibandingkan sepeda motor. Kecepatan berkendaraan maksimum jenis sepeda ini adalah sekitar 40-60 km/jam dengan daya jelajah hingga 60 km.

Kendaraan Hybrid
Kendaraan Hybrid merupakan kendaraan yang dikembangkan dari bahan yang ultra-ringan tapi sangat kuat seperti komposit. Sumber tenaganya melalui campuran antara bahan bakar minyak dan listrik yang dibangkitkan dari putaran mesin kendaraan melalui teknologi rechargeable energy storage system (RESS). Bahkan kendaraan jenis ini diklaim sebagai memiliki tingkat polusi dan penggunaan bahan bakar yang rendah.

Kendaraan berbahan bakar alternatif.
Beberapa teknologi bahan bakar alternatif seperti biodiesel, ethanol, hydrogen atau kendaraan dengan teknologi yang dapat menggunakan 2 jenis bahan bakar secara bergantian (flexible fuel vehicle).

Kendaraan hypercar.
Kendaraan jenis ini memiliki fitur konstruksi yang sangat ringan, desain yang aerodinamis, penggerak berbahan bakar hybrid dan beban aksesoris yang minimal.

Kereta rel listrik ( KRL )  sudah digunakan di Jakarta sebagai alat transportasi masal dengan daya angkut 400-1 juta jiwa per hari ( katadata.co.id red.). Karena kereta   listrik ini bisa lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan asap. Namun permasalahan Listrik untuk jaringan LAA juga diperoleh dari pembangkitan, dimana sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia adalah tanaga uap( hasil pembakara batu bara) dan tenaga diesel juga. Artinya polusi yang dihasilkan oleh kereta api listrik terfokus di lingkungan pembangkitan tetapi dalam jumlah besar.
Mengenai jenis kereta rel listrik ada tiga jenis pengereman sistem Kereta Rel Listrik (KRL) yaitu pneumatic brake, rheostatic brake, dan regenerative brake. Pneumatic brake adalah rem udara yang memanfaatkan udara bertekanan. Sementara  Rheostatic brake dan regenerative brake adalah pengereman dinamik dimana motor traksi diubah menjadi generator. Perbedaannya adalah, jika pada rheostatic brake, energi listrik hasil pengereman ini dibuang menjadi panas di resistor, maka pada regenarive brake, energi listrik hasil pengereman dimanfaatkan kembali.

Pada regenerative energi yang dihasil cukup besar dan dapat dipakai sebagai sumber listrik. Biasanya energi hasil regenerative ini disalurkan ke LAA ( listrik aliran atas ) dan dimanfaatkan kereta lain atau disimpan pada media penyimpan energi. Jika keduanya tidak ada, tidak ada kereta lain yang berdekatan untuk menerima energi atau tidak adanya media penyimpan energi, biasanya energi ini dibuang juga ke resistor menjadi rheostatic brake karena jika tidak dibuang akan menyebabkan LAA ( listrik aliran atas ) overvoltage ( kelebihan tegangan). Karena kabel LAA memiliki batasan daya hantar listrik, seandainya melebihi maka kawat kabel LAA bisa terbakar.

Setiap tahun, ribuah kWh energi hasil regenerative brake terbuang. Untuk itu perlu adanya  media penyimpan energi yang nantinya dapat dipakai untuk menyimpan energi hasil regenerative ini. Ada tiga komponen utama jika kita mempelajari sistem penyimpanan energi hasil regenerative yaitu: media penyimpan, converter, dan kontrol. Media penyimpan merupakan komponen paling mahal disini. Ada tiga alternatif untuk media penyimpan energi yaitu: baterai, supercapasitor dan flywheel.

Adalah Flywheel merupakan  media penyimpan energi dimana energi disimpan dalam bentuk energi kinetik yakni putaran roda. Apabila kita memutar roda sepeda, pasti akan kita lihat roda berhenti berputar meskipun kitasudah tidak memutarnya, ini akibat moment inersia dan energi kinetik yang tersimpan, begitulah prinsip kerja flywheel. Flywheel mampu mengatasi masalah charge dan discharge yang cepat tanpa mempengaruhi lifetimenya sehingga sangat cocok dengan pola operasi KRL/ metro. Pada study LAA DC, ketika terjadi regenerative brake, energi ini disalurkan ke flywheel melalui converter yang mengubah listrik DC menjadi AC 3 phasa, yang kemudian menggerakkan motor, dari motor inilah flywheel diputar, dicharge. Proses discharge dilakukan dengan menyambungkan flywheel dengan motor yang kini berubah fungsi menjadi generator. Putaran flywheel diubah menjadi listrik oleh generator, kemudian listrik AC dari generator dijadikan listrik DC untuk dapat masuk LAA oleh converter.

Media penyimpan energi ini bisa diletakkan di kereta maupun di stasiun. Apabila diletakkan di kereta maka perlu ditinjau ukuran, berat, dan kapasitas simpannya. Selain itu jika diletakkan di kereta, maka energi yang disimpan hanya dapat dimaanfaatkan oleh kereta itu sendiri. Lain halnya jika media penyimpan energi ini diletakkan di stasiun, maka semua kereta yang melakukan regenrative braking bisa memakainya, dan juga energi ini dapat dimanfaatkan oleh kereta lain bahkan untuk konsumsi listrik di stasiun.

Dengan adanya kereta listrik yang memakai sistem flywheel ini semoga Indonesia dan khususnya Jakarta bisa menurunkan tingkat polusi udara yang berakibat pada buruknya kualitas udara. Terlebih bisa menurunkan emisi gas dan semoga target pengurangan emisi sebanyak 26 % bisa tercapai.
Ref
1.      www.Kretalistrik.com
2.      Jurnal “Green Transport : Upaya mewujudkan Transportasi yang Ramah Lingkungan “ .Doni J Widartono.
3.      Jurnal Ramli Utina “ Pemanasan Global: Dampak dan Upaya meminimalkannya “
4.      www. KataData.com
5.      www. Dishub.jabarprov.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar