Selasa, 29 Maret 2016

Ceritaku di Gunung Tampomas dari Sumedang


  Sumedang memang terkenal akan tahunya, namun Sumedang juga memiliki Gunung Tampomas. Kegagahan gunung tersebut yang menjulang setinggi 1684 mdpl ini patut anda coba bagi yang suka hiking dan berpetualang. dan kali ini saya ingin berbagi kisah tentang asyiknya mendaki gunung di Gunung Tampomas Sumedang

 Berawal dari sebuah program ekspedisi dan cerita teman tentang Gunung Tempomas maka sayapun bermaksud mencoba menjajakan kaki di sana. Alasan lain karena gunung tersebut tidak jauh dan tidak butuh waktu yang lama sehingga weeked bisa kami manfaatkan. jumat tanggal 12 malam kami berangkat dan pulang minggu malam 14 februari.
  
  Keberangkatan kami di mulai sekitar jam 12 malam atau bus terakhir jurusan Jakarta- Tasikmalaya. kami berangkat dari pool primajasa menuju tol Cileunyi. dipilihnya bus terakhir agar kami tiba di tol Cileunyi hampir mendekati waktu subuh. dan tentusaja perkiraan kami tidak jauh kami tiba di sana jam 03.14.
Sebelum melanjutkan perjalanan kami menghubungi kawan kami yang dari Cikarang.
  
  Selepas sholat subuh kami langsung bergegas pergi menuju pasar Cimalaka. disini kami belanja kebutuhan logistik, sekalian sarapan bubur dan serabi. dilanjut menuju Cibeurem diantar angkot menuju persimpangan jalan menuju penambang pasir. Di perjalanan Cibeurem menuju gerbang Gunung Tampomas kami menumpangi truk besar supaya bisa menghemat waktu dan tenaga. kami terdiri dari 6 orang salah satunya cewe.

  Diturunkan di pertigaan karena berbeda jalur alhasil kami harus berjalan menuju hutan pinus. Masih menapaki jalan yang erbatu di terik matahari yang hangat kami terus berjalan. sesekali kami menanyakan jalur yang dekat kepada orang yang berada di sekitar jalanan. Hingga kami tiba di jalan yang di kerubuni pohon pinus. Sempat tersendat perjalanan kami karena persedian air kurang. Dua dari anggota kami mencari sumber air yang letaknya sangan tersembunyi. di balik pohon besar dan rimbunnya pohon bambu disanalah terdapat sumebr air.

  Tiba di pos 1 sekitar jam 10 pagi dan jalurnya langsung menanjak dan bertanah. kondisi yang lembab menyulitkan kami apalagi semalam hujan turun deras. pohon besar yang tumbang menghalangi jalur, tentu butuh langkah khusus melewatinya. Tiada bonus yang di dapat kami terus menanjaki jalur hingga kami di berhentikan di pos 4. Disini kami melepas rasa haus dan lapar, membuka persedian makanan yang kami bawa. Sempat tertidur dan dinginnya suhu membuat malas gerak.

  Dua pos lagi akan kita lalui, kami pun bergegas meninggalkan pos 4 karena ingin segera tiba di puncak. Jalanan masih menanjak dan berbatu, masih dalam kondisi lembab yang harus berhati hati karena bisa terpeleset. Tibalah kami di pos 5 atau bisa di sebut batu gede karena di sana terdapat batu yang besar. sedikit lega satu pos sudah terlewati. 

  Beberapa tim kami masih tertinggal di belakan akhirnya saya dan satu teman saya menunggu mereka terlebih dahulu. 
Jalurpun mulai terlihat ekstrim karena kami harus sedikit memanjat batuan untuk sampai di pos 6. pos terakhir yang kami lewati. Lelah memang sudah kami rasa sedari tadi, hingga di tibakan mai ke jalur yang landai yang berbatu. celah celah lubang bekas kawah terlewati di sisi kanan kami. Di sisi kiri awan putih menampakkan di balik tirai daun yang sedikit menutupi. dan tepat jam 1 kami tiba di puncak Gunung Tampomas. Area yang penuh batu besar menjadi pamungkas perjalanan kami. 

  Gelaran matras di tanah cukup untuk merebahkan tubuh kami setelah  3 jam menempuh perjalanan. bebrapa diantaranya ada yang memasang tenda dan masak untuk makan siang. 
Santapan makan siang cukup mengembalikan tenaga yang terkuras. Sayang ketika kami sedang menikmati hidangan tersebut hujanpun turun, yang akhirnya kami memindahkan makanannya ke dalam tenda. Hujan turum lama sekali dan lebat, tenda yang kami pasang tidak uat menerpa air hujan  hinga di dalamnyapun ikut tersiram air hujan. Lucunya 3 dari kawan kami keluar dengan tanpa pakai baju untuk membenarkan tenda kami dan memasang flysit  supaya tenda terlindungi dari guyuran hujan.

  Sore pun tiba masih dengan gemerciknya hujan, dan tak terasa kami tertidur hingga larut malam dan terbangunkan oleh suara suara dari luar. Ternyata ada orang yang baru mencapai puncak. ucapan salam tak luput menjadi aktivitas sore itu. Uluran bantuan dan ajakan mampir kami lontarkan untuk menghangatkan suasana dan mengakrabkan percakapan kami. Malampun mulai larut dan gerimis masih mengundang suasana tersebut. kami bergegas memasuki tenda kembali dan beristirahat.

  Pagi pun menyapa kami, di dalam tenda terasa hangat sang mentari yang cahayanya menelusuk masuk dalam tenda. kami terbangungkan olehnya dan memulai aktivitas pagi. Sarapanpun di buatkan karena kami akan turun sekitar jam 9 pagi. Kami berencan pulang dengan jalur yang berbeda, yakni jalur yang lebih panjang tapi landai. Jalur Narimbangan yang mana jalur ini terdapat air terjun. letaknya di Desa Narimbangan. Terakhir sebelum kami pulang ke Jakarta kami puaskan diri mandi di bawah air terjun yang dingin.

estimasi biaya
Jakarta- Cileunyi 40.000 bus ekonomi dan 55.000 untuk ekonomi ac
Cileunyi - Cibeureum 20.000 naik elf
kalau melewati jalur Narimbangan naik angkot 6.000 dari pertigaan pos polisi