Menurut BAKORNAS PBP dalam " Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia" dilihat dari potensi bencana yang ada, Indonesia merupakan negara denga potensi bencana ( hazar potency) yang sangat tinggi. Diantara potensi bencana yang mengancam Indonesia ialah bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir dll. Hal tersebut karena secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam dari darat, laut hingga pegunungan. hal tersebut banyak dipengaruhi faktor geologi Indonesia terutama karena adanya aktivitas pergerakan lempeng tektonik aktif sekitaran perairan Indonesia yakni lempengan Eurasia, Australia dan lempengan dasar Samudra Pasifik.
Dari pergerakan lempengan- lempengan tektonik terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung berapi aktif serta patahan-patahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan lainnya. Atas hal tersebut maka potensi kebencanaan Indonesia terbagi 2 yakni pertama potensi bahaya utama ( main hazard ) seperti potensi gempa bumi, potensi bencana tanah longsor, potensi bencana letusan gunung api dan potensi bencana tsunami. Kedua potensi bahaya ikutan ( collateral hazard ).
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) hingga Desember 2018 sebelum bencana tsunami di Selat Sunda tercatat telah terjadi 2.436 kejadian bencana di Indonesia. bencana yang terjadi banyak menewaskan penduduk sekitar, untuk kejadian gempa bumi yang diikuti tsunami saja sebelum stunami Selat Sunda terjadi banyak memakan korban hingga 3.397 jiwa. Bencana yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah saja akibat gempa, tsunami dan likuifaksi pada 28 September 2018 BNPB mencatat 2.101 orang tewas, 1.373 orang hilang dan 206.219 orang harus mengungsi akibat bencana alam tersebut.
Jumlah Hilangnya Luasan Hutan Mangrove Indonesia dan Potensi bencana dari Hilangnya hutan Mangrove
Asia Tenggara hanya mewakili kurang dari 1% luas hutan mangrove dan merupakan luas dari setengah hutan mangrove global, dan Indonesia memiliki sepertiga hutan mangrove dunia, sayangnya hutan tersebut mengalami laju kehilangan sekitar 3 sampai 5 kali lebih cepat dari luas mangrove dunia. Dalam kurun waktu 2000-2014 saja Indonesia telah kehilangan mangrove sebesar 4.364 km2 atau 311 km2 pertahunnya bahkan merupakan kehilangan hutan mangrove terluas dunia.
Dari kehilangan luasan hutan mangrove tersebut tentunya selalu memberi dampak yang sangat merugikan, baik secara ekologi, ekonimi dan sosial. Mangrove yang baik terbukti melindungi pesisir pantai, termasuk melindungi manusia dari terjangan tsunami dan angin badai. dan hal tersebut terbukti secara ilmiah ketika terjadi stunami dahsyat pada 26 Desember 2004 di Aceh dan Sumatra Utara.
Yang artinya apabila mangrove hilang dari pantai Indonesia, maka saat terjadi bencana tsunami atau badai maka dampaknya akan sangat merugikan kehidupan di sekitar pantai, dampak potensi bencana pun akan sangat besar ketika hilangnya mangrove tersebut, paling parahnya tidak bisa menahan laju ombak yang sangat besar dari laut ke darat hingga akan memporak porandakan rumah dan menyeret hingga ke tengah laut. tentu dengan "kita jaga alam, alam jaga kita" secara tidak langsung kita sudah melakukan penanggulangan bencana secara dini. www.bnpb.go.id
Pentingnya menjaga Hutan Mangrove dan Mitigasi Stunami dengan Mangrove
Indonesia merupakan pusat Mangrove dunia, ada sekitar 30% dan 50% mangrove terdapat di Indonesia dan Asia Tenggara. Banyak sumber potensi yang bisa dikembangkan dari adanya hutan mangrove baik secara sosial maupun ekonomi. Sekitar 80% jenis biota laut komersial bergantung dari adanya mangrove tersebut. bahkan nilai keuntungan dari hutan mangrove di Asia Tenggara saja bisa mencapai 61 juta per hektar pertahun.
Namun tidak itu saja bahwa hutan mangrove yang mendiami pesisir pantai berguna menahan gelombang tsunami dan angin badai. Adapun hal yang bisa dilakukan dalam mitigasi bencana tsunami dengan mangrove adalah dengan menjaga hutan mangrove itu sendiri mulai dari kerapatan hutannya. kemudian apabila wilayah mangrove rusak maka perlu adanya repalnting Mangrove, selanjutnya sosialisasi tentang pentingnya menjaga lahan mangrove terhadap masyarakat agar masyarakat paham dan mengetahui manfaat dari adanya lahan mangrove itu sendiri. Disini keterlibatan masyarakat dalam mitigasi bencana sebelum terjadinya bencana sangat diperlukan sehingga masyarakat itu sendiri sadar bahaya dan meminimalkan dampak dari bencana tersebut khususnya tsunami.
Semoga dengan adanya tulisan ini setidaknya dapat menyadari pentingnya dari adanya lahan mangrove dan menjaganya, apalagi Indonesia merupakan penghuni mangrove terbesar dunia.
sumber
https://www.mongabay.co.id/2018/08/13/mangrove-ekosistem-penting-langka-yang-semakin-terancam/
http://www.kiara.or.id/2019/09/02/perlindungan-mangrove-semakin-mendesak-dilakukan-oleh-pemerintah/
Onrizal, and Mansor M 2018 IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 126(1), 012121
#BudayaSadarBencana
#KenaliBahaya
#SiapkanStrategi
#SiapUntukSelamat
#KitaJagaAlam
#AlamJagaKita
#TangguhAwards2019
penulis: DENI
Tema : " Kita Jaga Alam, Alam JagaKita"
@bnpb_indonesia ( IG )
@BNPB_Indonesia
#KenaliBahaya
#SiapkanStrategi
#SiapUntukSelamat
#KitaJagaAlam
#AlamJagaKita
#TangguhAwards2019
penulis: DENI
Tema : " Kita Jaga Alam, Alam JagaKita"
@bnpb_indonesia ( IG )
@BNPB_Indonesia