Selasa, 12 Agustus 2014

petualangan di Negri kabut

Udara dingin ditambah kabut tebal yang membatasi pandangan mata kami. jalanan licin, basah serta gelap menjadi satu satunya jalur yang harus kami lalui untuk bisa sampai menuju ketinggian 2180 mdpl. Kami membulatkan tekad hari itu juga 14 Juni untuk segera sampai ke puncak 2 Gunung salak.

Berjumlah 7 personil dari anggota Kempala ( kelompok Mahasiswa pecinta alam ) Universita terbuka mencoba untuk berpetualang di rimbanya hutan Gunung Salak. Masuk melalui Jalur Curug Nangka, Bogor menjadi awal perjalanan kami. Sekitar jam 1 pagi kami mulai berjalan menyusuri hutan hingga kami menemukan tempat sedikit datar untuk kami dirikan tenda dan untuk beristirahat. 

tidak terasa setelah kami merebahkan tubuhkami, kami dirasuki oleh rasa kantuk dan lelah yang akhirnya kami tertidur pulas. salah satu dari teman kami membangunkam kami jam 6 pagi untuk persiapan perjalanan kami menuju puncak. akhirnya kami bergegas membereskan semua peralatan dan perlengkapan kami yang tercecer bekas semalam. Tidak lupa sebagian dari kami membuat sarapan pagi agar kami ada tenaga untuk berjalan kembali. 

akhirnya jam 7.30 kami bergegas meninggalkan tempat itu dan dengan berbekal golok kami menebas tumbuhan yang menghalangi perjalanan kami. Kami sedikit kebingunngan karean tidak ada tanda tanda jalur mencapai puncak. Akhirnya 2 diatara kami menyurvei serta mencari dan membuat jalur. Tidak berapa lama salah satu dari teman kami bernama Deni menunjukan jalan. Dia beralasan bahwa ada jalur keatas dan ada tanda tali merah yang menunjukan ke arah utara sehingga bisa dipastika bahwa jalur ini pernah dilewati sebelumnya. Kemudian ada tebasan tumbuhan yang bisa di prediksikan bahwatumbuhan ini ditebas semingggu yang lalu.


benar saja semakin jauh menyusuri jalur tersebut semakin jelas jalurnya hanya meski jalurnya menanjak. Akhirnya kamipun beristirahat sejenak dekan pohon pinus yang besar.lima menit berlalu kami melanjutkan perjalanan kami dengan masih berpatokan pada jalur yang kami temiu sebelumnya dengan tanda tali merah yang terpasang di dahan dahan pohon. semakin lami kami di buntukan oleh pohon banbu yang menghalangi perjalanan kami. 

kami mencoba mencari jalur yang terputus tersebut kekana kekiri tapi tidak ada tanda ataupun bekasnya. Akhirnya kami mencoba menerobos pohon bambu itu dengan cara merayap di sela sela daun yang meredup ke tanah. Meski tersangkut ranting tranting bambu kami mengiraukannya kami juga merasa takut karena takut ada ular. Akhirnya kami bisa keluar dari rimbunnya pohon bambu yang meredup ke tanah tersebut. meski tidak dalam tapi cukp menakutkan dan menyusahkan perjalanan kami.

tanpa pikir panjang kami langsung melanjutkan perjalana kami masih dengan jalur yang ada dan sedikit tertutupi oleh rimbunnya rumput liar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar